Kamis, 14 Agustus 2014

Aku Kamu dan Puisi

Aku dan kisahku beranjak pergi meninggalkan pelangi selagi kau masih tak disini. 
Aku dan kisahku belum berani menoleh ke belakang lagi semenjak kau pergi. 
Aku hanya mengingat, dulu kita pernah bersama walau tak dalam nyata, hati kita pernah terpaut walau kita tak pernah merasakan apa itu duduk berdua. Pedih kekasih. Apalagi dulu aku tak mengenal puisi, aku tak mengerti artinya menulisi. Kosong, hampa,rapuh, serasa tak berguna saja aku di dunia. Sungguh tak ada yang mengerti hatiku. Rasa sakit melumatku, rasa sepi menikamku, aku mati, selagi puisi tak menemani.


Namun kau datang lagi, membawa puisi bersamamu, mencipta asa menjadi harap, walau tak pasti, namun kau sungguh baik hati, meninggali aku secerca puisi yang sungguh aku nikmati di sela sesak yang tak henti kau beri. Puisi ialah lentera, tetap bercahaya walau hadir pagi yang lebih menerangi. Mempesona kala gelap yang sendiri tiba menghantui. Namun kau lebih puisi, di balik awan hitam yang menggantungkan diri, kau lebih puisi yang akan mengekalkan sunyi di hati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar